Kamis, 24 Mei 2012

Waspadai Polusi dalam Rumah



KOMPAS.com - Rumah biasanya menjadi tempat yang paling nyaman bagi kita. Di balik perlindungan tersebut, rumah ternyata menyimpan potensi ancaman terhadap kesehatan kita.  
Gangguan di dalam rumah di antaranya datang dari dua macam sumber polusi. Pertama, polusi yang dikeluarkan unsur-unsur kimia dari bahan bangunan rumah. Kedua, polusi berupa unsur elektromagnetik yang datang dari peralatan listrik yang kita gunakan.
Bahan pembasmi serangga jelas berpotensi menjadi sumber polusi kimia. Cat dan bahan penyelaras akhir (finishing) lain, yang berasal dari zat-zat kimia anorganik, juga berpotensi mengeluarkan zat-zat polusi kimia. Polusi itu tak hanya berlangsung pada saat pengecatan, tetapi juga sepanjang keberadaan rumah kita.
Bahan-bahan seperti plywood, pipa PVC, permadani berbahan sintetis, juga berpotensi "memancarkan polusi kimia". Itu karena dalam proses pembuatan bahan-bahan tersebut banyak melibatkan bahan-bahan kimia yang berpotensi bersifat polutan.
Saptono Istiawan, seorang arsitek yang tinggal di Jakarta, memberikan beberapa kiat untuk mengatasi polusi kimia di dalam rumah.
Untuk bangunan rumah lama:
-    Buatlah sirkulasi udara yang baik. Kebanyakan polutan/racun yang disebutkan di atas berbentuk uap yang beterbangan dalam ruangan. Dengan sirkulasi yang baik, udara yang terpolusi bisa dikurangi.
-    Hindari atau paling tidak minimalkan penggunaan bahan pestisida antiserangga dan juga bahan-bahan pembersih.
Untuk bangunan rumah baru:
-    Sedapat mungkin gunakan bahan-bahan alamiah, seperti kayu dan batu alam. Hindari pemakaian bahan-bahan sintetis.
-    Rumah yang baru selesai dibangun sebaiknya tidak langsung dihuni sampai bahan-bahan penyelaras akhir, seperti cat dan pelitur, tidak lagi mengeluarkan bau yang menyengat.
-    Buatlah desain rumah dengan sirkulasi udara yang baik. Untuk menanggulangi polusi elektromagnetik, sebaiknya kita selektif memilih dan memperlakukan peralatan listrik. Memang, zaman sekarang sulit sekali untuk tidak menggunakan lemari es, komputer, microwave, penyedot debu, dan sebagainya.
Supaya manfaatnya kita nikmati, tanpa harus mengecap dampak buruk yang ditimbulkannya, cobalah kiat berikut.
1.    Letakkan peralatan seperti TV, radio, dan komputer, di daerah yang tidak sering dilewati. Hindari penempatan alat-alat itu di ruang tidur.
2.    Jika mungkin, untuk bangunan rumah baru pakailah jasa instalator yang bersertifikat, berpengalaman, sangat peduli pada polusi elektromagnetik. 

"Sebuah penelitian menyebutkan ada 12 tanaman indoor yang memiliki dampak positif dalam ruangan. Dari 12 tanaman tersebut, 10 diantaranya ada di Indonesia seperti tanaman sansievera dan palem  bambu," ujarnya.

”Kalau kita mau memerhatikan, pengurangan emisi karbon di rumah kita sebenarnya adalah penghematan yang nantinya akan mengurangi biaya rutin bulanan kita. Tetapi, lebih daripada hitungan ekonomi, ternyata berhemat juga mengurangi beban pencemaran bumi atas emisi karbon,” kata Musfarayani. (ROW)